KESUKSESAN UNTUK BERSAMA

MARI BERBAGI SUKSES UNTUK KESUKSESAN KITA
Kalo Dah Mampir, Maka Wajib di Baca dan kalo dah diBaca Maka Wajib di tulis KOmeNtAR

Monday, March 02, 2009

30 Tahun Hidup Di Pengasingan, Abu Marzuq Kembali ke Palestina

Hidayatullah.com--Setelah terusir dari negaranya sendiri, kini pria yang dicari Mossad dan orang berpengaruh di Hamas ini kembali ke Gaza

Musa Abu Marzuq, Deputi Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) setelah 30 tahun hidup di pengasingan kini telah memasuki Jalur Gaza.

Sebagaimana dilansir oleh Pusat Informasi Palestina di Gaza, Musa Abu Marzuq yang tiba di Mesir untuk mengikuti pertemuan wakil-wakil dari faksi-faksi Palestina dua hari lalu (Sabtu, 28/02) setelah mendapat persetujuan pihak Mesir memasuki Jalur Gaza guna menemui keluarganya dan setelah beberapa saat ia kembali lagi ke Mesir melalui jalur penyeberangan Rafah.

Akibat tekanan Zionis Israel banyak aktivis Palestina seperti Abu Marzuq yang bertahun-tahun hidup di pengasingan.

Pria bernama lengkap Musa Abu Marzuq adalah salah satu tokoh kunci Hamas. Ia menjadi incaran nomor satu Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel). Karena itu, wajar saja ia mempunyai banyak nama: Musa Abu Marzuq alias Said Abu Marzuq alias Abu Umar alias Musa Muhammad Marzuq. Ia kini warga negara Yaman dan pernah berpaspor Mesir serta Amerika Serikat.

Dilahirkan di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza, Abu Marzuq merupakan ketua pertama Biro Politik Hamas ketika lembaga itu dibentuk pada akhir 1992. Lima tahun kemudian posisinya turun menjadi wakil ketua. Jabatannya diisi oleh Khalid Misya'al sejak pendiri sekaligus pemimpin spiritual Hamas, Syeikh Ahmad Yasin, tewas oleh rudal Israel pada 2004.

Lelaki berusia 58 ini meraih gelar PhD bidang teknik di Amerika Serikat. Pada 1992, ia pindah ke Yordania dan tiga tahun kemudian diusir dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel itu. Namun, ia ditangkap di Bandar Udara John F. Kennedy, New York, pada 25 Juli 1995 lantas dipulangkan ke Yordania. Dua tahun kemudian ia diusir lagi dan menetap di Damaskus, Suriah, hingga Januari 2009.

Bersama Syeikh Ahmad Yasin, ayah enam anak ni pernah menjadi alat tukar pembebasan dua anggota Mossad yang ditangkap lantaran berupaya membunuh sang Syeikh.

Sebagai pemimpin, ia sangat sibuk, apalagi saat ini Israel sedang menggempur Gaza. Menurut istrinya, Wakil Ketua Biro Politik Hamas di Damaskus, Suriah, itu bisa rapat hingga tengah malam.

Dalam sebuah wawancara dengan www.hidayatullah.com bulan Juni 2008, ia mengecam rencana kehadiran mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid untuk menghadiri perayaan 60 tahun berdirinya negara Zionis Israel, bulan Mei 2008.

Marzuq, menyebut rencana Gus Dur itu, "sungguh-sungguh memalukan." Menurut Abu Marzuq, merayakan 60 tahun berdirinya Zionis Israel sama halnya merayakan pembantaian, pengusiran, perusakan kebun-kebun dan penjajahan atas rakyat Palestina dan Masjidil Aqsa.

"Bagaimana mungkin seorang Muslim seperti Abdurrahman Wahid tega ikut serta merayakan kezaliman atas saudara-saudara Muslimnya sendiri?" tukasnya.

Menurut Abu Marzuq, kalau Presiden AS George Bush menghadiri perayaan seperti itu, dirinya masih bisa memahami, tapi kalau seorang bekas presiden dari sebuah bangsa Muslim terbesar di dunia yang melakukannya, "sungguh memalukan." [irb/ti/hid/www.hidayatullah.com]

No comments:

Post a Comment

Yang baik dan jujur aja ya